polaslot138
polaslot138
polaslot138
polaslot138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
epicwin138
epicwin138
epicwin138

Ekspor Sapi Gorontalo ke Kalimantan, Meningkat Jelang Idul Adha 2023, Pengawasan Diperketat

Ekspor Sapi Gorontalo ke Kalimantan Meningkat Jelang Idul Adha 2023, Pengawasan Diperketat

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Trafik pengiriman sapi Gorontalo kini meningkat jelang Idul Adha 2023.

Menurut data Karantina Pertanian Gorontalo, terjadi peningkatan pengiriman sapi Gorontalo ke Kalimantan.

Awal Juni 2023, ada 795 ekor yang dicadangkan untuk Balikpapan. Kemudian ke Tarakan sebanyak 570 ekor.

Menurut Kepala Karantina Pertanian Gorontalo, Yusuf Patiroy, pengiriman tersebut meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

“Permintaan hewan kurban diprediksi meningkat,” kata Yusuf.

Tapi bukan tanpa persiapan. Menurut Yusuf, pihaknya diharapkan menyiagakan Petugas Pertanian di Karantina.

“Petugas sudah disiagakan dan pengawasan lalu lintas satwa diperketat,” kata Yusuf Patiroy kepada TribunGorontalo.com, Senin (19/6/2023).

Pihaknya memperketat pengawasan untuk mencegah penularan penyakit hewan, seperti Penyakit Mulut dan Kuku dan LSD.

“Petugas karantina akan memastikan hewan yang diangkut sudah divaksinasi PMK dan kelengkapan dokumen karantina yang dipersyaratkan,” katanya.

Kemudian, sebelum dikirim, hewan ini menjalani masa karantina selama 14 hari.

“Melakukan tindakan karantina hewan berupa pemeriksaan, observasi dan pengobatan,” jelasnya.

Firman Kristianto selaku Dokter Hewan Muda Karantina yang bertugas menjelaskan, tindakan karantina inspeksi ini meliputi pemeriksaan fisik terhadap situasi terkini.

Ada juga pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosa oleh Dokter Hewan Karantina yang menyasar penyakit hewan, seperti Brucella abortus bovis, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dan parasit darah Trypanosoma sp.

“Untuk tindakan karantina hewan, petugas karantina akan melakukan disinfeksi pada individu sapi dan disinfeksi area kandang dan alat angkut,” ujarnya.

Menurut Firman, hal itu dilakukan sebagai upaya penerapan biosecurity sebagai langkah pencegahan penyebaran PMK dan Lumpy Skin Disease (LSD) yang masih mewabah di Indonesia.

Firman mengatakan sapi yang telah menjalani masa karantina selama 14 hari dan tidak menunjukkan gejala klinis infeksi PMK atau LSD, kini dapat diberikan sertifikat kesehatan hewan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *