TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Danau Limboto, Gorontalo kini sudah jarang disinggahi burung migran.
Burung migran atau burung bermigrasi adalah kawanan dari berbagai jenis burung yang terbang dari habitat awalnya, menuju belahan bumi lain.
Secara alami, burung migran bertelur atau berkembang biak di daerah dingin yakni, Belahan Bumi Utara (BBU) juga Belahan Bumi Selatan (BBS).
Ketika wilayah BBU dan/atau BBS menunjukkan perubahan iklim dari musim gugur ke musim dingin, maka jenis burung air ini akan mulai meninggalkan wilayah tersebut.
Rosyid Azhar, seorang pegiat lingkungan mengatakan, bahwa burung migran akan terbang dari bagian wilayah bumi yang dingin, menuju wilayah dengan iklim yang lebih hangat.
“Kita punya dua belahan bumi, BBU dan BBS. Saat di Selatan musim dingin, di Utara musim panas, begitu sebaliknya. Indonesia sendiri termasuk dalam kategori kawasan Wallacea. Kawasan yang sepanjang tahun dikunjugi burung migran. Karena ketika burung migran dari BBU sudah kembali ke habitat mereka, datanglah burung migran dari BBS,” jelas Rosyid kepada TribunGorontalo.com, Selasa (19/9/2023),
Rosyid menambahkan bahwa burung migran juga memiliki jalur terbang tersendiri di setiap bagian wilayah.
“Di bumi ini, diketahui ada sembilan jalur terbang utama. Jalur-jalur tersebut terbentuk secara alami. Burung migran akan terbang dengan jalur terbang mereka masing-masing,” terang Rosyid.
Rosyid menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam klasifikasikan jalur terbang Asia Timur Australasia.
Musim dingin membuat burung migran kesulitan mencari pakan.
Secara naluriah, mereka melintasi angkasa demi mencari sumber pakan di wilayah bumi lain.
Kemudian mereka akan kembali ke habitatnya ketika wilayah habitat mereka sudah memasuki musim semi.
Menurut pengamatan pegiat lingkungan Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), hanya beberapa jenis dan individu burung migran yang ditemukan di danau tersebut.
“Kami beberapa kali di lapangan hanya menemukan gagang bayam timur, trinil semak dan cerek kernyut di persawahan Danau Limboto dalam beberapa kali pengamatan,” kata Debby Mano, Ketua BIOTA, Sabtu 916/9/2023).